Ditulis oleh: Saibatul Aslamiyah, S.Pd, M.Psi

Masa anak usia dini merupakan masa yang sangat peka terhadap sesuatu yang didapatkan dari lingkungan sekitar. Pada masa tersebut anak usia dini berkembang dengan pesat atau dikenal dengan masa golden age. Masa golden age adalah masa saat anak mudah menyerap segala informasi dan perlakuan yang ada di sekitarnya baik dari orang dewasa maupun teman sebaya. Masa-masa tersebut adalah masa kritis sehingga anak membuntuhkan rangsangan-rangsangan yang tepat baik dalam bentuk latihan atau proses stimulasi.

Anak membutuhkan stimulasi dari lingkungan anak terutama lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan anak untuk membentuk pondasi pembentukan karakter anak. Pendidikan berawal dari keluarga yang dijadikan panutan/teladan utama bagi anak. Segala sikap, prilaku, ucapan, orang tua akan dijadikan pusat pembelajaran awal anak, dengan demikian orang tua harus cerdas menstimulasi dan berinteraksi dengan anak. Karakteristik cara belajar anak usia dini yaitu anak belajar secara bertahap. Kegiatan dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan berpikir peserta didik. Cara berpikir anak bersifat khas, anak berpikir secara konkret, berpikir dari apa yang dia lakukan dan berdasarkan imajinasinya. Anak-anak belajar dengan berbagai cara. Mereka menyerap informasi melalui pengalaman nyata yang mereka alami dengan objek, orang dan kegiatan yang berada di sekitar dengan memanfaatkan alat indera, penciuman, perasa, pendengaran, penglihatan, peraba, bertanya dan menalar. Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial.

Di masa pandemi ini,  hal yang paling berdampak adalah pada pendidikan.  Baik itu pendidikan dari tingkat yang paling dasar hingga ke tahap universitas. Sudah banyak hal yang dijadikan keluh kesah para orangtua maupun siswa terhadap masa pandemi.  Dimulai dari penghasilan,  kebutuhan dan lain-lain.  Pembelajaran anak usia dini bertujuan untuk membantu perkembangan setiap anak . Selama masa pandemi ini membuat sekolah harus ditutup,  semua siswa harus belajar dirumah atau belajar secara daring. Oleh karena itu, orang tua perlu membekali diri agar mampu mendukung anak selama penerapan Belajar di Rumah dalam segala kondisi. Termasuk bagaimana cara untuk menumbuhkan perhatian yang total pada diri anak sejak usia dini.

Webinar ini merupakan program dari Dirjen PAUD, Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah bekerjasama dengan BP PAUD dan Dikmas Sumatera Utara yang didisain oleh tim untuk dilakukan secara berkelanjutan pada saat pandemi Covid-19. Kelas Orangtua Berbagi Episode 7 dengan tema “Mempersiapkan Anak Usia Dini Untuk Belajar” telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 November 2020, pukul 14.00 wib s.d 16.00 wib dan ditayangkan secara live di kanal Youtube pauddikmas Sumut yang diikuti oleh orang tua, PTK, dan masyarakat sebanyak 135 orang. Kepala BP PAUD Dikmas Sumatera Utara Dr. Hj. Ulfa Maria, M.Pd memberikan kata sambutan dalam acara ini.

Narasumber yang dilibatkan dalam kegiatan orangtua berbagi terdiri dari unsur akademisi, dan orangtua. Narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Dr. H. Yusnadi, Ms (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan), Dr. Hj. Ulfa Maria, M.Pd, (Kepala BP PAUD dan Dikmas Sumatera Utara), Faakhahodo Hia, Orangtua murid PAUD Serangkai Beringin Kabupaten Sergai, Sondang Bethesda Pasaribu, Orangtua murid di TK HKBP Kota Pematang Siantar. Kegiatan ini dipandu oleh Saibatul Aslamiyah, S.Pd, M.Psi, Pamong Belajar BP PAUD Dikmas Sumatera Utara sebagai moderator.

Ayah Dodo mengatakan bahwa orangtua harus menyempatkan waktu untuk berkolaborasi dengan isteri dirumah dalam mendidik dan menemani anak belajar., terutama tetap mengutamakan kebahagiaan anak dan keluarga dengan kunci penting yaitu selalu menjalin komunikasi dan menerapkan disiplin dalam keluarga terutama untuk pendidikan anak. Ayah dodo selalu ingin menjadi seorang ayah yang selalu menempatkan diri menjadi pribadi yang penuh cinta kasih, selalu mau jadi pendengar dan selalu menanamkan rasa percaya diri yang baik bagi anak dan keluarga untuk dapat membentuk keluarga yg selalu harmonis dan anak merasa bahagia sehingga terbentuklah sifat anak yang juga menjadi pribadi yang baik.

Bunda Sondang ibunda dari Axel orangtua murid TK HKBP Kota Pematang Siantar mengatakan bahwa ayah dan bunda dalam mendampingi anaknya belajar dirumah, dengan berbagai kegiatan yang menarik, melibatkan anak dalam berbagai aktivitas, yang saya kalau boleh simpulkan , bunda sondang ingin anaknya axel tetap happy dirumah dan moodnya tidak menjadi buruk karna harus belajar dirumah sedangkan bundanya juga harus membagi waktu untuk bekerja. Aktivitas tersebut dirancang bunda sondang agar anak tetap merasa belajar bersama teman-temannya disekolah bahkan aktivitas bersih-bersih, berkebun dan ibadah juga dilakukan dengan memperhatikan mood dan rasa bahagia anak.

Akhir materi dilakukan sesi diskusi dan tanya jawab bersama antara peserta dengan narasumber. Peserta sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini dengan menulis pertanyaan di kolom chat yang disediakan oleh panitia. Kegiatan ditutup oleh moderator dengan memberikan kesimpulan terkait tema kegiatan ini yang mengatakan bahwa orangtua harus kompak dan memiliki persepsi yang sama dalam mendampingi anak belajar sebagai cara untuk menjalin komunikasi yang baik bagi anak dan menciptakan suasana keluarga yang harmonis untuk mendukung kenyamanan anak dalam belajar. Orangtua adalah guru pertama bagi anak dan sebagai pendidik utama dalam keluarga. Belajar adalah proses perkembangan diri dan segala potensi anak, dukungan orangtua selama kegiatan belajar dirumah sangat dibutuhkan oleh anak, agar segala hal yang perlu diketahui anak serta dipelajarinya tetap akan berkembang dengan baik meskipun belajar dirumah, tentunya dengan dukungan dan pola pendampingan belajar yang tepat yang dapat dilaksanakn oleh orangtua dengan suasana belajar yang hangat dan nyaman bagi anak.

Bagikan Sekarang