Oleh : Maruntung Sihombing
SMP Negeri 3 Sidikalang, Kabupaten Dairi
Bisakah meluluskan banyak siswa saya ini ke SMA unggul tanpa harus bimbel formal seperti biasanya? Tanpa mengeluarkan banyak biaya? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu saja terngiang di dalam pikiran saya semenjak diberi tugas dan tanggung jawab sebagai wali kelas unggulan di SMP Negeri 3 Sidikalang. Sudah tahun kedua ini saya dipercaya menjadi wali kelas khususnya kelas sembilan unggulan. Awalnya di tahun 2023, kemudian di tahun 2024 ini. Dan ironisnya, semenjak saya ada di sekolah ini, presentasi kelulusan siswa kami ke SMA unggulan masih terbilang sedikit dibanding sekolah-sekolah lain. Tahun lalu misalnya, kami hanya bisa menghantarkan empat orang siswa kami ke SMA unggulan, yakni satu orang ke SMA Unggul CT Foundation, satu orang ke SMA Plus Raya, dan dua lagi ke SMA Plus Matauli Pandan Sibolga. Bahkan dua tahun lalu, pernah tidak ada sama sekali.
Padahal sama-sama kita tahu, sudah tidak menjadi rahasia umum lagi, bahwa sekolah-sekolah SMA unggulan merupakan incaran dan impian bagi banyak siswa SMP. Bahkan banyak orang tua pun rela mengeluarkan banyak biaya untuk bimbingan belajar anaknya supaya kelak bisa lulus di SMA unggulan impian mereka. Sebut saja misalnya yang ada di Sumatera Utara seperti SMA Unggul Del Laguboti, SMA Plus Matauli Pandan Sibolga, SMA Unggul CT Foundation, SMA Yayasan Soposurung Balige, SMA Unggul Bina Kasih Medan, SMA Negeri 2 Lintong Nihuta, SMA Unggul Efarina, SMA Plus Raya dan masih banyak lagi. Sekolah-sekolah ini bahkan sudah teruji dari tahun ke tahun melahirkan siswa-siswi yang punya prestasi melangit.
Menariknya lagi saat ini, kelulusan ke SMA unggulan sudah menjadi salah satu indikator dan tolak ukur keberhasilan sebuah sekolah bahkan daerah. Di daerah kami apalagi. Saya yakin bukan hanya di daerah saya, tapi juga daerah lain pun mengalami hal yang sama. Bahkan ada beberapa kepala sekolah, sebagaimana penuturan mereka kepada saya, diberi target oleh Kepala Dinas masing-masing untuk mampu meluluskan siswanya ke SMA unggulan sebagai bukti bahwa mereka telah berhasil membina sekolahnya.
Selain itu, situasi selanjutnya yang saya amati dengan kondisi siswa saya adalah faktor ekonomi yang lemah sehingga sulit bagi beberapa orang tua untuk membimbelkan anak-anaknya di tempat bimbingan belajar yang bermutu, tentu dengan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Data yang saya peroleh terkait dengan kelas saya adalah bahwa kebanyakan siswa saya berasal dari keluarga yang pas-pasan secara ekonomi. Misalnya yang orang tuanya petani dan pedagang, padahal anaknya lulus di kelas unggulan. Apalagi himpitan dan dampak Covid-19 beberapa waktu lalu, tentu membuat sebagian keluarga mereka susah untuk keluar dari keterpurukan ekonomi. Padahal saya melihat kemampuan akademik anak-anak mereka sangat potensial dan gampang untuk diarahkan. Akan sangat miris rasanya karena keterbatasan ekonomi membuat anak-anak mereka tak bisa mencicipi sekolah-sekolah SMA berkualitas kedepannya.
Atas dasar inilah kemudian saya merancang satu program yang saya namai dengan SISI AKSI. SISI AKSI ini merupakan akronim dari Simulasi Orientasi pada Simulasi Siswa. Artinya siswa yang mensimulasikan dan menjadi aktor utama dalam pelaksanaan program ini. Saya hanya bertindak sebagai fasilitator pemandu saja. Sebagaimana kita ketahui, ada siswa di dalam kelas yang daya tangkapnya jauh lebih cepat dari teman-temannya yang lain. Bahkan ada pula beberapa siswa yang mahir dalam penguasaan satu bidang mata pelajaran yang diujikan dalam seleksi SMA unggulan. Sebut saja dia misalnya jago Matematika. Nah, disinilah kita sebagai guru dituntut untuk bisa memetakan potensi dan kemampuan siswa kita masing-masing terlebih dahulu. Misalnya siapa yang jago dan menonjol dalam mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris bahkan Bahasa Indonesia. Merekalah yang kemudian kita tugasi untuk berperan menjadi “guru cilik”, atau yang kerap kita sebut tutor sebaya.
Misalnya ada tiga orang yang kita anggap jago dengan Matematika, maka merekalah nanti yang akan berperan sebagai guru cilik dengan rekan-rekannya yang lain. Merekalah yang akan berbagi dan menjelaskan dengan teman-temannya yang lain. Apa yang mereka bahas? Tentunya, tiga murid tadi sudah harus mengumpulkan dan mempersiapkan soal-soal Matematika yang sering keluar dalam ujian-ujian seleksi dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi fokus mereka adalah ke pembahasan soal-soal yang sudah pernah keluar. Oleh karena itu, saya sebelumnya sudah menginformasikan kepada mereka agar mencari soal-soal itu dalam beberapa website rujukan seperti www.ruangparabintang.com dan www.defantri.com serta website lainnya. Darisitulah kemudian mereka mencari soal-soal untuk mereka bagikan dan jelaskan kepada rekan-rekannya.
Dan sebagai guru, saya melihat proses menjadi tutor sebaya ini membuat sesama siswa tidak lagi canggung untuk bertanya bahkan saling berdebat ketika program ini berlangsung. Ada seperti kemerdekaan dalam diri dan benak mereka karena barangkali seusia dan setaraf dengan mereka. Suasana tampak menjadi lebih hidup dan bermakna. Jadi mereka bisa bertanya seluas-luasnya. Beda ketika misalnya saya sebagai guru menjelaskan di dalam kelas, ketika disuruh menanya apa yang mereka tidak tahu, jarang untuk memberikan pertanyaan. Yang ada mereka malah lebih sering diam dengan seribu bahasa.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika mereka tidak menemukan solusi dan titik terang dari soal yang mereka bahas? Tentu sebagai siswa mereka punya keterbatasan kemampuan dalam menjawab soal. Nah, disinilah Artificial Intelegence (AI) dimanfaatkan sebaik mungkin dengan menggunakan ChatGPT yang sedang ngetrend saat ini. Ketepatan semua siswa di dalam kelas saya sebanyak 36 orang sudah memiliki android. Oleh karena itu, para siswa sudah kita bekali terlebih dahulu dengan pengenalan akan fitur ini. Mulai dari manfaatnya dan cara penggunaannya. Juga kehadiran saya sebagai guru pemandu di dalam kelas yang bisa juga memberikan masukan dan jalan keluar akan masalah yang mereka hadapi. Dan sejauh yang saya terapkan bersama siswa saya, semua bisa kami lakukan dan selesaikan dengan bantuan ChatGPT ini.
Dan begitulah seterusnya kami lakukan secara berulang dengan mata pelajaran yang kami ganti setiap minggunya sesuai dengan jadwal yang sudah kami sepakati bersama. Program SISI AKSI ini kami lakukan sekali dalam seminggu yaitu di hari Kamis sepulang dari sekolah. Jadi, anak-anak sudah membawa bekal dari rumah masing-masing sebelumnya supaya tidak lagi pulang ke rumah. Ada lagi kemudian yang menarik dari program ini dimana setiap tim selalu menyediakan dan memberikan apresiasi kepada temannya yang bisa menjawab pertanyaan dari soal-soal yang mereka ujikan kepada temannya. Misalnya dengan memberikan permen atau kue yang bagi mereka yang bisa menyelesaikan dan menjawab soal-soal dengan benar. Semua itu mereka lakukan dengan ketulusan dan sukacita serta satu harapan supaya kelak bisa belajar dan lulus sama-sama di SMA unggulan yang mereka impikan.
Sebagai hasil yang kami peroleh, tahun ini kami bisa meluluskan tujuh orang lulus akademik di SMA Plus Matauli Pandan Sibolga, dan lulus tahap akhir sebanyak dua orang. Kemudian, empat orang lulus akademik di SMA Plus Yayasan Soposurung Balige dan masih menunggu hasil akhir hingga saat ini. Kemudian lima orang lulus hingga akhir di SMA Plus Bina Kasih Medan, dan satu orang lagi lulus akademik di SMA Unggul Del Laguboti dan masih menunggu pengumuman akhir hingga saat ini. Satu orang lulus di SMA Plus Efarina serta satu orang lagi lulus akademik di SMA Negeri 2 Lintong Nihuta dan juga masih menunggu pengumuman akhir hingga saat ini.
Terlepas dari usaha yang mereka lakukan selain dari program SISI AKSI ini, namun saya dan murid-murid saya menyadari bahwa program ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan minat, motivasi bahkan prestasi mereka dalam mencapai dan meraih sekolah impian mereka. Serta bisa mengarahkan mereka belajar lebih merdeka sebagaimana tuntutan dalam Kurikulum Merdeka saat ini. Belajar dengan bahagia dan bermakna.
Dengan implementasi dan penerapan program ini, telah memberikan dampak yang besar bagi mereka. Dan paling penting, bisa meraih masa depan dan cita-cita mereka dengan menduduki dan mencicipi sekolah-sekolah SMA unggul yang ada di Sumatera Utara bahkan sekolah SMA unggul yang ada di pulau Jawa sekalipun. Dan kami bertekad akan terus menggiatkan program ini hingga meluluskan lebih banyak lagi siswa kami kedepan ke SMA unggulan dimana pun berada.
PROFIL PENULIS
Maruntung Sihombing S.Pd adalah salah satu Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Dairi. Dia adalah guru PPKn di SMP Negeri 3 Sidikalang. Dia memiliki motto hidup “Hidup Hanya Sekali, Maka Berbuatlah Yang Terbaik“. Maruntung Sihombing lahir di Aekraja, Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara pada 18 Juni 1989. Pada tahun 2008, dia memulai studi S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) di Universitas Negeri Medan (Unimed). Pada tahun 2013 dia berhasil menyelesaikan studinya dan mendapat gelar S.Pd.
Pada tahun yang sama, dia kemudian ikut seleksi program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) dari Kemendikbud RI dan ditugaskan di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. Selepas SM-3T, dia bersama lima rekannya berhasil mendokumentasikan pengalaman mereka dalam buku yang berjudul “Merajut Asa di Tanah Papua” dan dalam bentuk Film Dokumenter yang berjudul “Jika Aku Besar Nanti”
Tahun 2015, terpilih sebagai peserta dalam Teacher Supercamp : Guru Menulis Antikorupsi dari KPK RI. Pada tahun 2018, dia menulis buku yang berjudul Papua Tanah Surga, Katanya (?)- Pergulatan Nurani Seorang Pendidik. Dia juga hobi menulis. Bahkan, beberapa tulisannya sudah dimuat dalam berbagai media seperti Harian Analisa dan MedanBisnis.
Pada tahun 2018, diberi kesempatan ikut pelatihan guru di Australia, di Universitas Sun Shine Coast. Tahun 2018 juga, berhasil menyelesaikan PPG (Pendidikan Profesi Guru) Daerah Khusus di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Tahun 2019, pemenang lomba Karya Tulis Ilmiah oleh P4TK PKn dan IPS, Malang, Jawa Timur.
Tahun 2020, mendapat penghargaan dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) RI sebagai Pendidik Peduli Anak. Tahun 2020, hingga saat ini, dia menjadi guru di SMP Negeri 3 Sidikalang Kabupaten Dairi. Yang ingin mengetahui lebih lanjut kepada dia, bisa berkontak di email :pancasilaberdaulat@gmail.com dan HP.081370855985 atau berkunjung ke Chanel YouTube dan Tiktok PAK GURU OFFICIAL.