Mengetahui Keunikan Siswa Melalui Barter Soal

Mengetahui Keunikan Siswa Melalui Barter Soal

Oleh : Raihana Rasyid

SMA Negeri 14 Medan

Maha Besar Allah dengan segala kekuasaan-Nya yang menciptakan seluruh makhluk. Tak ada dua makhluk yang sama. Bahkan kembar identik sekalipun memiliki perbedaan. Begitu pun setiap anak dilahirkan unik. Semua orang tua dan guru harus mengakui hal ini. Menerima kehadiran anak sebagai anugerah dan amanah yang unik dari Tuhan.

Tidak sedikit siswa yang terbentur dengan kesulitan ketika mengikuti pembelajaran yang tidak sesuai dengan bakat dan potensinya. Tak jarang pula  terjadi di mana seorang guru tidak bisa mengenali bakat dan potensi siswanya. Sebuah situasi yang jelas tidak baik dalam proses pembelajaran. Benturan dan kesulitan yang dialami membuat siswa berada pada situasi dan kondisi yang jauh dari tujuan pembelajaran.

“Kata ayah, saya harus masuk jurusan IPA. Supaya bisa jadi dokter.” Begitu ucapan seorang anak menceritakan keluhannya. Keadaan serupa sering terjadi di sekolah. Seorang anak harus menanggung beban kesulitan belajar karena terpaksa mengikuti keinginan orang tuanya. Sejatinya tiap anak memiliki bakat dan potensi yang berbeda yang bisa jadi dipengaruhi oleh faktor genetik ataupun lingkungannya.

Seorang guru harus bisa menerima dan menghargai perbedaan anak didiknya. Hal ini sebagai salah satu modal untuk menentukan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Selaras dengan filosofi pembelajaran yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara yang sangat menghargai keunikan setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka sekarang ini merupakan perwujudan dari filosofi tersebut di mana proses pembelajaran harus menjadi tuntunan bagi setiap anak bukan tuntutan. Maka, tuntunan yang dilakukan oleh guru di dalam proses pembelajaran haruslah sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.

Hadirnya kurikulum merdeka dengan muatan pembelajaran berdiferensiasi sangat menghargai perbedaan setiap anak. Dasar ini, membuat seorang guru harus bisa memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat dan potensi mereka. Terkait hal tersebut, penulis mencoba menuliskan kembali pengalaman mengajar bersama siswa dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memberikan keluasan pada siswa dalam belajar sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi diri sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajarnya.

Dalam tulisan ini, penulis berbagi praktik baik suatu metode pembelajaran yang disebut dengan Barter Soal. Barter Soal sebagai bentuk pengakuan uniknya seorang anak, telah penulis lakukan sebagai sebuah strategi untuk menggali potensi siswa. Meski sangat sederhana dan terlihat biasa-biasa saja, namun jika diracik dengan kreasi dan inovasi, strategi ini  akan dapat menemukan keunikan siswa. Manfaat lain melakukan model pembelajaran ini adalah menumbuhkan jiwa kompetisi dan kerja sama di dalam kelompok.

Barter soal merupakan sebuah teknik pembelajaran di dalam kelas yang mengutamakan diferensiasi proses dan konten. Barter soal dapat dilakukan dengan sintak sebagai berikut :

  1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kerja. Sebaiknya anggota kelompok tidak terlalu banyak agar kerja sama di dalam kelompok menjadi maksimal. Biasanya terdiri dari 4 – 6 orang.
  2. Mintalah mereka untuk memberi nama kelompoknya masing-masing sesuai materi yang sedang dipelajari. Di sini akan mulai terlihat  bahwa setiap anak unik. Mereka memilih kata sesuai dengan apa yang sedang mereka pikirkan dan mendiskusikannya sehingga ditetapkan menjadi nama kelompok mereka. Bahkan akan muncul nama-nama yang tidak kita duga. Sebagai contoh saat penulis mengajarkan materi Keanekaragaman Hayati, muncul nama kelompok dari jenis tumbuhan dan hewan langka. Seperti Edelweis, Alpaka, Dandelion, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan adanya rasa ingin tahu yang besar pada diri mereka mengenai segala sesuatu tentang hewan ataupun tumbuhan yang mereka ambil namanya menjadi nama kelompok mereka. Tentukan pula bahwa tidak boleh ada kelompok yang memiliki nama yang sama. Hal ini pun menjadi sesi yang menarik dengan menanyakan alasan mengapa mereka memilih nama tersebut.
  3. Guru kemudian menjelaskan aturan main yang harus dipatuhi. Di sini guru harus bisa memastikan bahwa siswanya dapat mengakses materi pelajaran sesuai dengan gaya belajarnya. Siswa harus membuat sebuah pertanyaan dari materi yang sedang dipelajari. Pertanyaan dapat diambil sesuai dengan konten yang mereka minati. Apakah melalui video, gambar ataupun bacaan yang sudah disiapkan oleh guru. Di sinilah dituntut kreasi dan inovasi dari seorang guru untuk menyiapkan konten sesuai gaya belajar siswanya, apakah visual, auditori atau kinestetik.
  4. Setiap siswa menuliskan pertanyaannya pada potongan karton yang sudah disiapkan. Jawaban dari soal tersebut dituliskan di belakangnya. Selain itu, mereka juga harus mencatat di dalam buku catatannya agar tidak lupa pada saat diskusi kelompok berlangsung.
  5. Agar kerja sama di dalam kelompok terjadi dinamis, masing-masing kelompok menyusun pertanyaan dari anggota kelompoknya pada styrofoam yang sudah dipajang di tempat yang sudah ditentukan oleh guru pada dinding ruangan kelas. Bagian ini dilakukan selain agar siswa bergerak, juga dapat memecah kebosanan.  Selain itu juga menuntut kreativitas dan kerja sama mereka dalam menyusun galerinya. Guru menyampaikan ada penilaian untuk pajangan karya terbaik. Kerapian dan keindahan dari galeri menjadi nilai tambah tiap kelompok.
  6. Setelah masing-masing kelompok memajang galeri, kini saatnya walking gallery. Guru menentukan giliran tiap kelompok mengunjungi galeri yang mana. Misalnya ada 8 kelompok kerja. Kelompok 1 mengunjungi galeri kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3, begitu seterusnya. Guru memandu perpindahan tiap kelompok.
  7. Dalam waktu yang sudah ditentukan, setiap anggota kelompok mencatat soal yang dibacanya dari galeri kelompok lain dan mencari jawabannya.
  8. Selanjutnya setiap kelompok kembali pada posisi semula. Guru meminta satu kelompok untuk membacakan pertanyaan yang diperolehnya dari galeri kelompok lain dan memberikan jawaban. Kelompok yang dikunjungi akan memberikan penilaian apakah jawaban tersebut benar atau salah.
  9. Untuk memantik kompetisi di antara siswa, guru menjumlahkan berapa pertanyaan yang bisa dijawab dengan benar oleh masing-masing kelompok dan membandingkannya dengan kelompok lain.  Guru dapat memberikan reward berupa tanda bintang yang ditempelkan di galeri mereka. Dengan demikian setiap kelompok akan berusaha menjawab soal sebanyak-banyaknya.
  10. Agar semua siswa aktif  maka di dalam memberikan penilaian, sebaiknya guru juga melakukan penilaian individu dengan cara setiap siswa harus menuliskan namanya di kertas pertanyaan yang dijawabnya.

Dari jenis pertanyaan dan jumlah soal yang ditanyakan menunjukkan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Namun, dari hasil pengamatan selama barter soal berlangsung, metode ini mampu meningkatkan minat belajar siswa. Sejatinya ada banyak metode yang dapat dilakukan. Hanya dibutuhkan kreasi dan inovasi untuk mewujudkannya.

Berdasarkan pengalaman pada saat peneràpan barter soal sebagai suatu metode pembelajaran di dalam kelas, penulis melihat keterlibatan siswa di atas rata-rata. Siswa terlihat aktif bergerak dari galeri yang satu ke galeri yang lain. Gerakan pada seluruh anggota tubuh menumbuhkan semangat di dalam diri anak-anak. Begitu pula semangat berkompetisi di antara siswa yang dapat berkembang dengan baik di bawah pengawasan gurunya.

Barter soal sebagai suatu metode pembelajaran dengan sendirinya akan memberikan gambaran kemampuan peserta didik dalam menyerap dan menggali informasi mengenai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Keberagaman peserta didik menuntut persiapan guru dalam merancang berbagai konten sesuai dengan potensi dan bakat mereka.

Kepiawaian guru mengenali potensi dan bakat peserta didik tentulah sangat dibutuhkan sehingga baik diferensiasi konten, proses dan produk dapat dilakukan dengan baik. Lebih jauh lagi, barter soal dapat dijadikan bank soal bagi guru sehingga berikutnya dapat dengan mudah membuat soal asesmen dari soal-soal yang dibuat sendiri oleh siswa.

Barter soal akan semakin seru pada saat masing-masing kelompok membacakan jawaban versi mereka. Peran guru dalam memotivasi siswa agar bernalar kritis dalam menanggapi jawaban yang diberikan sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, tetap saja sebagai fasilitator seorang guru akan membimbing siswanya untuk membuat kesimpulan dari semua pertanyaan dan jawaban yang ada pada saat diskusi kelompok berlangsung.

Pada akhirnya, barter soal akan menambah khazanah pengalaman guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan mengutamakan konsep pembelajaran berdiferensiasi. Yang paling utama dan tak boleh diabaikan adalah hubungan harmonis antara guru dan siswa yang saling menghargai satu sama lain. Guru dapat menerima kekurangan seorang siswa sebagai suatu hal yang istimewa sehingga ia harus diistimewakan. Begitulah pembelajaran berdiferensiasi diimplementasikan.
Semoga dengan kemauan dan tekat yang kuat dari seorang guru dalam berkreasi dan berinovasi akan menghasilkan metode-metode baru dalam pembelajaran yang mengedepankan keunikan seorang siswa.