Tantangan dan Peluang Bacaan Digital
Sekolah yang tidak memiliki fasilitas memadai, seperti ketiadaan ruang baca atau perpustakaan, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan bahan bacaan yang memadai bagi siswa. Ketidakhadiran fasilitas ini membuat akses terhadap bacaan menjadi terbatas, yang dapat menghambat perkembangan literasi siswa. Dalam konteks ini, kebutuhan akan bacaan digital menjadi semakin mendesak. Bacaan digital dapat menjadi solusi yang efektif, karena memungkinkan siswa untuk mengakses berbagai sumber informasi tanpa memerlukan ruang fisik khusus. Dengan bacaan digital, siswa dapat tetap mendapatkan bahan bacaan yang beragam dan berkualitas, meskipun sekolah mereka tidak memiliki fasilitas seperti perpustakaan.
Guru yang belum sepenuhnya menguasai teknologi informasi (IT) perlu terus mengembangkan potensi dirinya untuk tetap relevan dan efektif dalam mengajar. Kemampuan ini sangat penting di era digital saat ini, di mana teknologi memainkan peran kunci dalam pendidikan. Guru harus berkomitmen untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan IT mereka. Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan mengikuti berbagai kegiatan, seperti pelatihan, workshop, atau sosialisasi mengenai penggunaan bacaan digital dan teknologi dalam pendidikan. Melalui upaya ini, guru dapat lebih siap untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran dan memaksimalkan manfaatnya bagi siswa.
Ada beberapa faktor yang menghambat kegiatan literasi baca-tulis dan literasi digital. Untuk literasi digital, tantangan yang dihadapi antara lain adalah tidak semua siswa memiliki atau membawa gawai saat kegiatan literasi digital berlangsung, yang menunjukkan bahwa beberapa siswa mungkin tidak memiliki perangkat tersebut. Bahkan bagi siswa yang memiliki gawai, banyak yang tidak memiliki paket data untuk mengakses sumber bacaan digital.
Selain itu, siswa yang seharusnya fokus pada membaca sering kali tergoda untuk membuka aplikasi lain, sehingga mengurangi efektivitas kegiatan literasi digital. Membaca dalam jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan kelelahan mata, yang menjadi hambatan tambahan. Sementara itu, dalam literasi baca-tulis, beberapa kendala yang dihadapi adalah kurangnya daya tarik buku bagi siswa, sehingga mereka merasa kurang tertarik untuk membaca. Selain itu, siswa sering kali cepat merasa bosan saat membaca, yang menghambat upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca mereka. (Hendaryan et al, 2022)
Penyalahgunaan internet, terutama dalam penyebaran konten negatif, menjadi tantangan besar di era digital ini. Untuk mengatasi masalah ini, sangat penting untuk menyebarluaskan informasi yang positif dan mendidik. Dengan meningkatkan jumlah konten positif, kita dapat secara bertahap mengurangi dampak konten negatif yang beredar di internet. Media sosial, yang merupakan platform utama bagi banyak orang untuk mengakses informasi, harus dipenuhi dengan bacaan dan pesan yang bermanfaat, inspiratif, dan edukatif. Upaya kolektif dari individu, komunitas, dan institusi untuk menghasilkan dan membagikan konten positif akan membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan mendukung perkembangan pengetahuan serta nilai-nilai yang baik di masyarakat.